Tuesday 29 January 2019

Sosialisasi RTLH Desa Jatiarjo

Dalam pembangunan Desa yang dilaksanakan desa jatiarjo yang kerja sama dengan Koramil Prigen yang dikoordinatori oleh Samsul Huda dengan 31 rumah yang akan di bangun di dua dusun tonggowa dan cowek. kegiatan ini dilasanakan di Kampung kopi jatiarjo (29/01) dengan menghadirkan para penerima bantuan RTLH ini.



sambutan  pertama di sampaikan oleh Sareh Rudianto menyampaikan progam yang akan dilaksanakan tentang Progam pembangunan desa di tahun 2019. yang menyesuaikan undang undang pengunaan dana desa dengan persentase 40% pembangunan dan 60% pemberdayaan masyarakat. dan untuk melaksanakan itu maka dalam waktu dekat akan dirapatkan semua prangkat dan RT RW.  dan tokoh masyarakat yang ada didesa jatiarjo.
dan di pelaksana kegiatan ini Samsul Huda selaku Babinsa Desa jatiarjo memonitoring semua kegiatan itu agar semua material yang datang sampai sesuai sasaran. dan harapan dari TNI ada progam TMMD untuk bertanya langsung kepada pihak pemberi progam yaitu TNI.  agar informasi yang diterima jelas sesuai  dengan apa yang dilaksanakan untuk menghindari berita hoax didesa.
Joni kepala Koramil prigen juga memberikan sambutan  teng progam yang akan dilaksanakan di jatiarjo hasil dari kegiatan ngopi bareng bupati yang dihadiri  oleh bpk bupati pasuruan bpak dandi kab pasuruan untuk mengatasi permasalahan yang ada didesa jatiarjo dengan Rumah tidak layak huni dengan 30 rumah.
juga ada progam TMMD ( Tentara Manunggal Membangun Deda)    yang akan dilaksnakan didesa Jatiarjo dibulan 10 2019.
[imam]

Saturday 19 January 2019

Tips menjadi Seorang Narasumber

Tips menjadi pembicara handal :
1. Usahakan tangan memegang mikrophone sedikit posesif agar tidak hilang...mahal kan kalau mengganti barang yang hilang.
2. Tangan satunya usahakan memegang pointer bukan sendok... karena bukan saatnya makan.
3. Mulut dan mata sedikit didramatisir agar kelihatan kita bicara serius.
4. Sering mengajak senyum moderator agar kalau lupa pertanyaannya tetap dibantuin tidak dimarahi.
5. Pastikan ada yang motret agar ada bukti pernah menjadi pembicara.

Selamatan Praktek dan Mencoba. 
[imam]

Sunday 13 January 2019

Cangkruan di kampung kopi

Ngopi bareng dengan bertukar ide itu sudah muali menjadi kebiasaan warga masyarakat desa tapi ini lebih kearah bagaimana kita memperkanalkan potensi desanya dengan istilah cangkruan di warung kopi. tidak hnaya golongan muda saja yang suka ngopi golongan tua yang dulunya suka dengan kopi yang biasanya diproses dengan menyeduhnya denhmgan gula sekarang dengan adanya kampung kopi jatiarjo mulai bergeser dengan kopi tanpa gula yang dipriloses nyeduhnya lebih moderen.
Ngopi pintar Sonjo Kampung 

dalam cangkruan ini ada pengunjung dari desa lecari sukorejo  tomy panggilan nya.  mengatakan bangga melihat  pemuda yang menggerakkan untuk memajukan desa dengan membuat sebuah  terobosan baru ditengah masyarakat dengan konsep desa wisatanya karna beliau mengatakan jarang jarang ditemukan seperti ini.
kegiatan ini berlangsung selama 2 jam di kampung kopi jatiarjo (13/1) dengan banyak tokoh yang datang untuk diskusi untuk kemajuan desanya. dan harapan kedepan ingin membawa rekan rekan mudanya didesanya untuk belajar membangun desa.  agar Kabupaten  Pasuruan kedepan jadi Kabupaten terbaik dibidang pariwisata.
[imam]
Study Replikasi Desa Sekecamatan Prigen Ke Reco Kembar Desa Cowek Purwodadi

Study Replikasi Desa Sekecamatan Prigen Ke Reco Kembar Desa Cowek Purwodadi

Bertajuk study replikasi dalam rangka fasilitasi replikasi inovasi, tentang wisata desa reco kembar desa cowek kecamatan Purwodadi kabupaten pasuruan.
Study Banding TPID Prigen Ke Wisata Desa Reco Kembar, Foto : Imam Bukhori
Kegiatan ini diprakarsai oleh TPID Kecamatan Prigen, dengan melibatkan Muspika Prigen,beberapa kepala desa, pendamping desa, team TPID dan pendamping profesional teknis. Total rombongan 45 orang.
Menurut Anis (TP3MD), tujuan study banding ini adalah untuk mencontoh replikasi Desa cowek sebagai pengembangan wisata desa bagi desa-desa di kecamatan prigen. Pernyataan Anis ini senada dengan yang disampaikan oleh Mujiono (Camat Prigen), “Kegiatan study banding ini, menjadi study tiru referensi dalam pengembangan Desa di wilayah Kecamatan Prigen,” Papar Mujiono. “Mereplikasi dalam arti menemukan potensi yang nantinya bisa dikembangkan sebagai tombak pembangunan perekonomian desa,” imbuhnya. 11/01/2019
Rombongan study banding sampai ke lokasi replikasi Reco kembar pada tengah hari, dan disambut oleh Iwan Suriadi (Kades Cowek), dalam sambutannya Kepala Desa Cowek ini menceritakan proses replikasi wanwisata Reco Kembar. “Semula lokasi ini adalah bekas tambang galian C yang tidak terurus, dan tidak produktif karena gersang, akhirnya muncul ide dari saya, untuk memanfaatkan kawasan ini sebagai kolam pemandian, berangkat dari ide ini, saya selaku kepala desa mencoba mengintegrasikan kepada semua lapisan masyarakat. Dan bak gayung bersambut, dengan antusias masyarakat Desa Cowek menyambut ide ini, Papar Kepala Desa Cowek.
‘’ Saya berharap, Wisata Reco Kembar yang telah dikelola oleh BUMDES ini, menjadi embrio pembangunan ekonomi masyarakat, sekaligus sebagai manivestasi pengabdian saya kepada warga Desa Cowek, tentunya ini akan memberi nilai tambah bagi perekonomian warga desa dan pendapatan asli desa,” kata Kepala Desa. “Prioritas kami tidak semata untuk menambah PAD, tapi juga untuk honor guru guru Madrasah dan Madrasah Diniyah yang ada di desa kami,” imbuh Suriadi dengan penuh semangat.
Setelah pertemuan di balai desa, peserta study banding di arahkan ke lokasi wisata Reco kembar yang berjarak kisaran 1 KM, dengan menggunakan kereta odong-odong. Setelah sekitar 10 menit kami mengendarai odong odong, sampailah di sebuah kolam renang di pengujung kampung bekas tambang yang kini disulap menjadi mesin pendulang rupiah. Wal hasil berkat kerja keras, gotong royong, semangat dan juga kreatifitas warganya, Desa Cowek kini  berkembang menjadi salah satu destinasi wisata berbasis masyarakat.
Oleh : Syamsuri Ali-Imam

Friday 11 January 2019

Life In SMANDA di Jatiarjo

Lifein progam yang dilakukan di Desa Jatiarjo sudah kesekian kalinya dulu Ada SMA Citra Berkat, Mi Alfalah dan sekarang (11-13/01) SMANDA Melakukan kegiatan lifein progam dan menggandeng karang taruna desa jatiarjo untuk membantu kelancaran kegiatan itu. 


kedatangan pesrta hari jumat jam 08:00 di Balai Desa Jatiarjo dan disambut oleh temen-temen karang taruna desa Jatiarjo,  dan disambut oleh sareh rudianto selaku Kepala Desa. memberikan gambaran monogrfi desa dan kebiasaan setiap warga masyarakat nya dan menceritakan sedikit tengtang wisata desa yang digagas pemuda desa demi membantu peningkatan perekonomian dengan Wisata Kampung kopi jatiarjo.
dan Adi selaku  ketua Kim Arjuna menjelas kan tentang apa kegiatan yang akan dilakukan selama kegiatan lifein ini dengan membuat inovasi baru olahan kopi,  masuk ke lambaga pendidikan untuk CSP ( Comunty Service Projet)  yang bertujuan kegiatan bersama masyarakat tampa mengharap kan imbalan.
[imam]

Hari amal bakti Kementerian Agama Kab Pasuruan

prigen (12/1) kegiatan Jalan sehat kerukunan hari amal bakti yang ke 73 kementerian agama Kabupaten Pasuruan sangatlah meriah yang dilaksanakan di Yayasan kaliandra sejati desa dayurejo jatiarjo prigen. peserta yang hadir dari seluruh lembaga yang dibawah nauangan kemenag pasuruan, sekitar 4ribu peserta, starnya digerbang yayasan kaliandra.


kegiatan ini berlangsung sangatlah meriah karna semau elemen yang ada dikabupaten pasuruan bekerja sama untuk terselenggara nya kegiatan ini.  yang diparkir ada karang taruna tunas karya desa jatiarjo.  untuk membantu keamanan pas waktu acara berlangsung.
dari dorprize yang diberikan kepada peserta adalah speda motor yang didapatkan oleh warga masyarakat desa jatiarjo.  kegiatan ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi semua lembaga yang ada di Kabupaten Pasuruan.
[imam]

Sunday 6 January 2019

Ngobrol Pintar Sonjo Deso

Dalam pembangunan wisata desa komunitas yang tergabung dalam Pancene ( Pasuruan Creative Network) mengadakan forum Ngobrol pintar sonjo deso yang dilaksanakan di Desa Sumberejo Purwosari minggu (6/1) saling silang ide dari setiap peserta yang hadir untuk menceritakan apa yang ada didesa masing masing untuk bisa dikembangkan kedepan untuk membantu membangun desanya.

dan Tri utami artis ibu kota tahun 90an menyatakan bahwa dalam membangun desa yang baik adalah dengan menjaga saling kterhubugan antara manusia alam dan tuhan agar ada keseimbangan dan bisa membangun desa lenih baik. dan juga didesa desa banyak harta karun gotong royong masih terjaga sampai sekarang. 
camat purwosari juga menyampaikan tentang pengembangan wisata desa dengan semua stake holder juga berperan dalam pengembangan river tubing yang dikelola oleh masyarakat untuk masyarakat. sidik selaku kepala desa juga berpesan wisata desa yang dikelola oleh masyarakat. yang kedepan akan dikelolah oleh BUMDESA. 
[imam] 

Saturday 5 January 2019

Kemah Konservasi Mahagana STMIK Yadika



 Dalam Kegiatan kemah yang dilakukan oleh mahasiwa Mahagana STIK Yadika Bangil ialah Pengukuhan Pengurus Baru untuk kegiatan mahasiwa tanggap bencana masa bakti 2019-2020 dengan tema bergerak bersama dalam satu komitmen dalam penanggulangan Bencana alam dan penyelamatan lingkungan Hidup. kegiatan ini dilmulai pada Sabtu Minggu (5-6/1/2019) di kampung kopi jatiarjo.sebuah kegiatan yang diramu khusus untuk calon calon oenggita lingkunagan kabupaten pasuruan dibidang TAGANA.agar bisa bermanfaat untuk Nusa Bangsa dan agama.

Peserta datang disore hari membangun tenda dan lanjut kegiatan kelas malam yang di isi oleh komisione bawaslu kabupaten pasuruan krisna yang menyampaikan bagai mana menjadi pemilih yang bijak dalam pemilu.lanjut ke giatan caraka malam yang materinya tetang bimbingan mental untuk dikasih shock terapi agar bisa mencetak mahasiswa yang tangguh dan siap siaga dalam menangulangi sebuah bencana.
dan kegiatan dipagi harinya ialah diisi oleh basarnas dan team sar kabputen pasuruan materinya mengarakan lebih kepada sebuah teknis bagaimana penaggulangan sebauah bencana nantinya.



 satu dosenya STMIK Yadiaka juga meyampaikan banggga dengan sebuah kegiatan yang digagas oleh temen temen muda desa jatiarjo bisa menciptakan wisata berbasis masyarakat dengan memanfaatkan tanah bengkok desa sebagi pusatnya dan dari segi pemberdayaan masyarakatnya juga tersentuh karena untuk makan dan minum peserta memanfaatkan masyarakat lokal sekitar.

para pesertapun terlihat sangat senang dengan kegiatan kemah ini karna diakhir kegiatan semua peserta diwajibkan menanam pohon kopi untuk membantu perkembangan wisata kampung kopi desa jatiarjo kedepan.
 [imam]







Friday 4 January 2019

Pemuda Desa RT 26 Dusun Cowek Membuat Inovasi Kampung Teduh Ramah Lingkungan



Ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup sepanjang waktu merupakan keniscayaan yang tidak terbantahkan. Hal ini menjadi prioritas pembangunan pertanian nasional dari waktu ke waktu. Ke depan, setiap rumah tangga diharapkan mengoptimalisasi sumberdaya yang dimiliki, termasuk pekarangan, dalam menyediakan pangan bagi keluarga.
Prinsip dasar KRPL adalah: 
(1) pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk ketahanan dan kemandirian pangan, 
(2) diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, 
(3) konservasi sumberdaya genetik pangan (tanaman, ternak, ikan), 
(4) menjaga kelestariannya melalui kebun bibit desa, dan
(5) peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Latar belakang diadakannya Model KRPL ini adalah karena adanya 2 permasalahan, yaitu :
  1. Realisasi konsumsi masyarakat masih di bawah anjuran pemenuhan gizi;
  2. Perhatian terhadap pemanfaatan lahan pekarangan relatif masih terbatas.
Adapun tujuan pengembangan KRPL adalah :
  1. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara lestari.
  2. Meningkatkan kemampuan keluarga & masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran, tanaman obat, ternak, ikan, pengolahan hasil dan kompos.
  3. Mengembangkan sumber benih / bibit untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan pekarangan.
  4. Melestarikan tanaman pangan lokal untuk masa depan.
  5. Mengembangkan ekonomi produktif keluarga, hingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan lingkungan hijau, bersih dan sehat secara mandiri.

Jadi, inti dari Model / Program KRPL ini adalah pemanfaatan pekarangan.  Di lingkungan pedesaan mungkin tidak ada masalah karena rata-rata keluarga mempunyai lahan pekarangan yang cukup.  Bagaimana dengan keluarga di perkotaan yang rata-rata berpekarangan sempit atau bahkan tidak ada lahan pekarangannya? Tidak bisakah ikut melaksanakan program ini?
Jawabnya adalah bisa.  Ya, KRPL ini bisa juga diterapkan di lingkungan perkotaan yang rata-rata pemukiman padat, perumahan tipe sedang – kecil atau bahkan di rumah susun. Dikarenakan lahan pekarangan di perkotaan tidak terlalu banyak, maka solusi untuk menerapkan KRPL adalah dengan menggunakan polybag. Teknologi ini dihadirkan dalam rangka memenuhi kebutuhan sayuran sehari-hari untuk konsumsi rumah tangga dan juga untuk memanfaatkan pekarangan rumah yang masih belum optimal. Beberapa tanaman yang dapat dibudidayakan dalam sistem KRPL antara lain: Budidaya Bayam, Budidaya Kangkung, Budidaya Sawi, Budidaya Selada, Budidaya Kemangi, Budidaya Katuk, Budidaya Seledri, dan Budidaya Bawang Kucai.
Didesa Jatiarjo Dilakukan di RT 26 Dusun Cowek yang digalakan Oleh bebrapa pemuda yang ada dilingkungan itu.dan pembibitanya dilakukan bersama karang taruna Tunas Karya Desa Jatiarjo yang dikomandoi oleh Purnomo. dari hasil pembibitan itu didistribusikan ke rumah rumah warga di RT tersebut dan sebagi pusat pembibitanya para pemuda membuat sebuah laboratorium pembibitan diarea RT 26.

Pemanfaatan lahan pekarangan selain ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga sendiri, juga berpeluang meningkatkan penghasilan rumah tangga, apabila dirancang dan direncanakan dengan baik. Pemanfaatan pekarangan tersebut juga dirancang untuk meningkatkan konsumsi aneka ragam sumber pangan lokal dengan prinsip gizi seimbang yang diharapkan berdampak menurunkan konsumsi beras. Melalui penanaman dan pengelolaan sumber pangan lokal tersebut, maka petani dan masyarakat telah melakukan pelestarian sumber daya genetik yang sangat bermanfaat bagi kehidupan generasi mendatang. Bila gerakan pengembangan KRPL dapat dilakukan dengan baik diharapkan bisa mempercepat terwujudnya ketahanan pangan nasional yang semakin tangguh.
[Imam]

KASKARA, INOVASI TERBARU DI KAMPUNG KOPI JATIARJO


"KASKARA, INOVASI TERBARU DI KAMPUNG KOPI JATIARJO"
 Jatiarjo (28/03/18) kampung kopi jatiarjo merupakan wisata edukasi kopi yang ada di Desa Jatiarjo Kecamatan Prigen. Dengan kondisi tanah yang ada dilereng gunung arjuno membuat tanah di Desa Jatiarjo ini sangat  mendukung untuk perkebunan kopi arabica maupun robusta.
Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi membuat petani di Desa Jatiarjo berinovasi membuat Kaskara. Kaskara ini merupakan kulit kopi yang diperlakukan seperti teh. Cara membuat kaskara ini sangat mudah yakni kopi petik merah dicuci terlebih dahulu kemudian dipisahkan dengan biji kopi tersebut setelah itu dijemur sampai kering dan kaskara siap disedu .
Kaskara ini mempunyai khasiat untuk diet, mengencangkan kulit, mencegah penyakit kangker serta meningkatkan metabolisme tubuh. Hal ini sangat disambut baik oleh masyarakat sekitar, dengan adanya inovasi ini membuat kopi jatiarjo ini semakin mempunyai banyak variasi dan membuat orang menjadi semakin tertarik untuk datanng ke Jatiarjo.
“Kami masih mau penelitian lagi untuk kaskara ini, hasil ini tidak langsung kami jual di pasaran. Kami masih belajar untuk kaskara ini jika nanti kami rasa sudah memenuhi standart kami akan jual ke luar daerah jatiarjo,” Ujar syamsuri selaku peneliti kaskara ini.
Imam menambahkan “ untuk pemasaran kopi ini sudah sampai Jakarta, kalau sudah memenuhi standart pasti bisa menyusul kopi arabica dan robusta ke Jakarta,” tambahnya saat meracik kopi  arabica.
Kegagalan saat berinovaasi tidak akan membuat kita rugi tetapi berinovasi akan membuat kita menjadi semaking kaya akan ilmu dan pengalaman yang tidak akan kita temukan di tempat lain.
Sumber Berita Portalarjuna.net

anniversary 3 JPF (jejak pendaki fakir)

Dalam merayakan ulang tahun yang ke-3 dari  Komunitas JPF (jejak pendaki fakir) yang diadakan di Kampung kopi Jatiarjo. pada tanggal 29-30 desembar 2019 peserta datang pukul 15:00 dan mendirikan tendanya malam harinya ada kelas diskusi dan paginya dilajut trip petualangan secangkir kopi lereng arjuna jatiarjo untuk melihat area perkebunan yang ada di area lahan hutan.

disela kegiatan ini para peserta juga ada kelas yang bertujuan untuk membantu perkembangan perekonomian masyarakat utuk pemetaan potensi dan meminta empat RT untuk dijakian contoh repliukasinya .
[mam]

Kopi Jatiarjo Siap Mendunia


Kopi asal Desa Jatiarjo tembus pasar Internasional. Tak tanggung-tanggung biji kopi yang ditanam di dataran tinggi Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan ini digandrungi oleh negara tetangga, Australia.
Sareh Rudianto, Kepala Desa Jatiarjo mengatakan, jenis kopi robusta dan arabica, tumbuh subur di lahan sebesar 220 hektar di desanya. Lahan tersebut membuahkan berbagai macam merek kopi, diantaranya Kopi Kreweng, Kopi Sumadi, Kopi Ringgit dan Kopi Jaran, yang menjadi produk yang cukup terkenal di pasar.
Nama terakhir, Kopi Tjap Djaran bahkan mampu menembus pasar Internasional. Cita rasa yang kuat dalam kopi ini membuat Kopi Tjap Djaran mampu memikat hati para penikmat kopi baik dari dalam dan luar negeri.
Bahkan, Australia menjadi salah satu negara yang akan berkunjung menuju kampung kopi Desa Jatiarjo dalam waktu dekat ini.
“Kopi Djaran laku di Jakarta harganya Rp 370 ribu per kilonya,” ujarnyan
Kelima kopi asli Pasuruan ini dibawah naungan Kopi Jatiarjo. Sementara untuk penamaannya, diambil dari nama desa penghasil kopi di wilayah Kabupaten Pasuruan.
Menjamurnya gerai kopi di Indonesia membuat kopi asal Jatiarjo mendapat tempat untuk diolah lebih modern oleh tangan-tangan barista. Pada bulan November mendatang, para petani kopi asal Jatiarjo akan didatangi oleh warga negara tetangga asal Australia. Mereka ingin mengetahui lebih detail tentang pengolahan kopi yang masih tradisional itu.
Dikatakan, para petani kopi merasakan betul dampak dari beberapa event sepeti festival kopi dan yang lainnya. Hal ini untuk mempromosikan kopi asal Jatiarjo, dan membuat tingkat kesejahteraan mereka meningkat.
“Harapan ke depan menyamakan cita rasa dari lima produk itu, lima rasa kopi itu hampir sama cuman cara proses dan panennya yang berbeda. Juga ada bantuan alat mesin berupa rosting. Bentuk edukasi dan ada komitmen bareng dan kebersamaan tentang cita rasa kopi,” tutup Sareh. 
Sumber berita wartabromo.com

Minimalisir Resiko Bencana, BPBD Kabupaten Pasuruan Tingkatkan Kewaspadaan


Mengantisipasi terjadinya bencana di masa puncak musim hujan saat ini, Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) intens meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi alam yang berpotensi mengakibatkan bencana. Baik banjir, tanah longsor maupun angin puting beliung. Demikian disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Bakti Jati Permana menyikapi tingginya resiko bencana di wilayah Kabupaten Pasuruan terutama di musim penghujan.     


Diantara skenario pengurangan resiko bencana dilakukan dengan rajin menghimbau masyarakat agar sadar bencana serta mampu mengurangi resiko bencana. Artinya, masyarakat mampu mengenali ancaman bencana untuk kemudian disikapi langsung. Misalnya, pemaprasan pohon-pohon besar/ tua yang berpotensi roboh/ keropos jika terjadi angin kencang.         
“Kami terus meningkatkan kewaspadaan bencana agar dapat mereduksi resiko bencana. Terutama memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya sadar bencana. Jika sudah ada kesadaran, maka mereka bisa lebih tangguh dalam menghadapi ancaman bencana”, tuturnya pagi tadi, Rabu (2/1/2019) pada saat dikonfirmasi Dinas Kominfo Kabupaten Pasuruan.    
Di sisi lain, BPBD Kabupaten Pasuruan intens bekerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda melalui sistem informasi monitoring pengiriman data curah hujan. Termasuk berkoordinasi dengan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berkaitan dengan penanganan bencana seperti PU Bina Marga, Dinas Sosial, Satpol PP, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta Kecamatan dalam melakukan mitigasi bencana.             
“Di SK Bupati tentang Siaga Bencana kan sudah disebutkan jika seluruh OPD yang berhubungan dengan penanganan bencana wajib melakukan mitigasi terhadap kondisi hidrometeorologi yang bisa sebabkan bencana. Ini berlaku sejak Desember 2018 sampai Maret 2019. Pastinya prosesnya harus sesuai dengan SOP yang berlaku”, terangnya.  
Bakti menambahkan, hal terpenting dalam penanganan bencana adalah penyelamatan manusia agar jangan sampai ada korban atau zero victim. Setidaknya ada lima ribu relawan siap untuk membantu masyarakat dalam menghadapi bencana. Sementara itu, hasil dari pemetaan kawasan rawan bencana banjir di Kabupaten Pasuruan ada sepuluh Kecamatan. Masing-masing, Gempol, Beji, Bangil, Kraton, Grati, Gondangwetan, Nguling, Rejoso, Pohjentrek dan Winongan.
Sebelumnya, dalam Apel Siap Siaga Penanggulangan Bencana di halaman Sentra Produk Unggulan, Pogar Bangil, (5/12/2018), Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf menyampaikan bahwa Pemkab Pasuruan telah melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dalam hal kebencanaan. Diantaranya Kementrian Pekerjaan Umum untuk melakukan normalisasi sungai Kedunglarangan, pelebaran dan pendalaman sungai dari Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Bangil sampai ke selat Madura. (Eka Maria)

Sumber Berita www.pasuruankab.go.id